Thursday, September 10, 2015

jurnalistik : human relation

A. Pengertian Human Relation

Human relation dalam bahasa Indonesia ada yang menerjemahkan menjadi” Hubungan manusia” dan ada pula yang mengalibahasakan menjadi “hubungan antar manusia”. Baik dalam istilah “ hubungan manusia “ maupun” dalam pengetian wujud manusia ( human Being), melainkan dala makna proses rohaniah yang tertuju kepada kebahagiaan berdasarka watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkahlaku, dan aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia. Olehnya itu , terjemahan yang paling mendekati makna dan masud human relation adalah hubungan manusiawi atau hubungan insani.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada pendapat beberapa ahli mengenai pengertian hubungan human relation ini.
Tidak mudah untuk menerjemahkan istilah Human Relations ke dalam bahasa Indonesia. Ada yang menerjemahkannya menjadi hubungan manusia, tetapi ada juga yang menerjemahkan menjadi hubungan antar manusia.
Memang secara harafiah kedua terjemahan itu tidak salah, namun keduanya tidak mengandung makna dari human relations itu sendiri. Pengertian itu seolah hanya menunjukkan bahwa human relations adalah ilmu tentang cara pergaulan antar manusia, hubungan antara orang yang satu dengan yang lain atau bahkan sebagai teknik memperlakukan orang lain (termasuk bawahan) untuk manfaat diri sendiri atau pimpinan organisasi semata-mata.
Haloran, 1978 (Liliweri, 2004 : 239), bahwa Human Relations adalah studi tentang interaksi antarmanusia dalam organisasi untk mencegah, mengurangi terjadinya konflik dalam lingkungan kerja.
R. F. Maier (Effendy, 1993 : 141), dalam bukunya Principle of Human Relations, mengatakan bahwa hubungan manusia dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia. Keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia. Dengan kata lain, manusia merupakan modal berharga dan sangat menentukan bagi suatu organisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Burleight Garner dan David Moore dalam buku Human Relations and Industry, mengemukakan bahwa kekuatan suatu organisasi terletak pada manusianya, bukan pada sistem, teknologi, prosedur atau sumber dana (Effendy, 1990 : 17).

Selain itu harus disadari bahwa setiap individu memiliki perbedaan dalam segala hal yang mungkin akan menimbulkan pertentangan dalam organisasi. Dalam hal ini pimpinan bertanggung jawab menciptakan kondisi kerja yang kondusif. Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa human relations membahas hubungan manusia dengan kerja pada satu organisasi yang mempunyai pengaruh pemanfaatan timbal-balik. Manusia harus berguna bagi pelaksanaan suatu kerja dan sebaliknya kerja itu bermanfaat bagi manusia, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara seimbang dengan tercapainya tujuan manusianya.
Pengertian human relations menurut Abdurrachman adalah : “Human Relations adalah interaksi dari orang-orang kedalam suasana kerja dengan memotivasi, mereka akan bekerja bersama-sama secara produktif, kooperatif dengan kepuasan baik mengenai segi ekonominya maupun psikologis dan sosialnya. Human Relations yang efektif adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan orang-orang itu, memberikan kepuasan kepada mereka dengan batas-batas kemampuan badan itu.” (Abdurrachman, 1983, 81).
Sedangkan pengertian human relations menurut Musanef adalah : “segala hubungan baik yang bersifat formal maupun informal yang dijalankan oleh atasan terhadap bawahan, oleh bawahan terhadap sesama bawahan, oleh atasan terhadap atasan dalam usaha memupukkan suatu kerjasama yang intim dan selaras guna mencapai tujuan yang telah di tetapkan”. (musanef 1996 : 75)
Sedangkan, The Liang Gie (1978), mengemukakan bahwa Human Relations adalah adanya suatu interaksi, bukan sekedar relasi atau hubungan yang pasif, melainkan suatu aktivitas yang merupakan ‘action orianted’ untuk mengembangkan hasil yang lebih produktif dan memuaskan.
Di sisi lain, Stan Kossen mengartikan Human Relations sebagai telaah perilaku manusia dan antar hubungannya dalam organisasi dengan tujuan menggabungkan kebutuhan-kebutuhan dan sasaran-sasaran pribadi dengan kebutuhan-kebutuhan dan sasaran-saran organisasi secara menyeluruh.
Tidak hanya itu, Eduard C. Lindeman dalam bukunya yang berjudul The Democratic Way of Life juga mengatakan bahwa hubungan manusiawi adalah komunikasi antarpersona untuk membuat orang lain mengerti dan menaruh simpati.

Akan tetapi ada pula yang menerjemahkan Human Relations sebagai hubungan manusia, bukan hubungan manusiawi. Menurut Onong, hal tersebut tidak terlalu salah karena yang berhubungan satu sama lain adalah manusia. Ia menambahkan:
“Hanya saja (Human Relations) di sini sifat hubungan tidak seperti orang berkomunikasi biasa, bukan hanya merupakan penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain, tetapi hubungan antar orang-orang yang berkomunikasi itu mengandung unsur-unsur kejiwaan yang sangat mendalam.” (Onong, 2001: 138)

Cabot dan Kahl (1967): HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.
H. Bonner (1975): interaksi adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya.

Keith Davis “Human Relation at Work” adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepimpinannya, yang bertanggungj awab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.
Ferdinand Tonnies: menyatakan bahwa manusia dalam bermasyarakat mempunyai dua jenis pergaulan yaitu: (1) Gemeinscaft, hal yang dialami oleh orang lain dirasakan sebagaimana terjadi pada dirinya olek karena pergaulannya yang sangat akrab. Sifatnya statis, pribadi, tidak rasional; (2) Gessellscaft, pergaulan yang mempertimbangkan untung dan ruginya sehingga anggota bebas keluar masuk dari kelompok tersebut.
Menurut Wursanto ( 1987) human relation adalah :

Istilah hubungan kemanusiaan sering disebut juga hubungan antra manusia. Kata istilah tersebut terjemahan dari kata human relation.hubngan antara manusia, memandang amnesia dalam bentuk wujudnya saja atau secara lahirnya saja, sebaliknya dalam hubungnan kemanusiaan yakni memeandang manusia bukan saja dari wujudnya saja, tetapi dair segi sifatnya, wataknya, sikapnya, tingkahlakunya, kepribadiannya, dan berbagai aspek kejiwaan lainya yang ada pada diri manusia. Dengan demikian titik berat pada hubungan kemanusiaan yaitu dari segi manusianya.

Jadi istilah human relation adalah terjemahan kata hubungan kemanusiaan yang bersifat rohaniah dengan memperhatikan aspek-aspek kejiwaan yang ada didiri manusia misalnya: watak, sikap, tingkahlaku, peramai, dan lain-lain aspek kejiwaan yang terdapat dalam diri manusia. Secara ringkas sebenarnya studi human relations memusatkan perhatian pada dua tema, yaitu memperbesar produktivitas dalam pekerjaan dan mempebesar kepuasaan manusia dalam organisasi. Jadi sebenarnya dalam human relations kita berbicara tentang pola-pola perilaku dalam organisasi
Menurut Zinun ( 1984) mengatakan bahwa :
Human relatiom sebagai suatu lapangan dari kegiatan manajemen, lebih merupakan proses pengintegrasian manusia pada alam suatu situasi kerja sehingga mereka dapat didorong untuk bekerja sama secara produktif guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, human relation adalah penyatuan manusia dalam hal ini, penyatuan kedalam situqasi kerja sehingga tercipta kerja sama yang abaik dalam upaya pencapain tujuan organisasi.

Pengertian diatas menekankan pada proses hubungan kerja sama antara orang-orang yang ada didalamnya atau orientasi kegiatan yang dilakaukan bersama-sama dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Jadi human relation menyangkut persoalan mengenai hubungan antara manusia dengan pekerjaannya.
Menurut Effendy (1993), human relation yaitu :
Ada dua pengertian hubungan manusiawi, yakni hubungan manusiawi dalam arti luas dan hubungan manusiawi dalam arti sempit.
a. Hubungan Manusia Dalam Arti Luas

Dalam arti luas, human relation adalah komonikasi persuasive yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dlam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan sehingga menimbulkan kebahagian dan kepuasan hati kedua belah pihak.
Hubungan manusiawi dalam arti luas ialah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan. Jadi, hubungan manusiawi dilakukan dimana saja: di rumah, di jalan, dalam bis, dalam kereta api, dan sebagainya. Berhasilnya seseorang dalam melakukan hubungan manusiawi ialah karena ia bersifat manusiawi: ramah, sopan, hormat, menaruh penghargaan, dan lain-lain sikap yang bernilai luhur.

Bahwa manusia harus bersikap demikian sebenarnya bukanlah hal yang luar biasa sebab secara kodratiyah, selain homo sapiens sebagai makhluk berpikir yang membedakannya dnegan hewan, manusia juga merupakan homo socius, makhluk bermasyarakat. Tidak mungkin ia hidup tanpa orang lain. Dan sebagai makhluk sosial, ia harus berusaha menciptakan keserasian dan keselarasan dengan lingkungannya.

Sebagai anggota masyarakat, manusia hidup dalam dua jenis pergaulan yang oleh Ferdinand Tonnies disebut Gemeinschaft dan Gesellschaft. Dalam Gemeinschaft seseorang bergaul dalam suatu kehidupan yang sangat akrab, sedemikian akrabnya sehingga penderitaan atau kebahagiaan yang dialami oleh orang lain dirasakan olehnya seperti penderitaan atau kebahagiaannya sendiri. Kehidupan keluarga atau kehidupan berteman yang sangat akrab termasuk ke dalam Gemeinschaft. Ciri lain dari Gemeinschaft ialah bahwa seorang anggota Gemeinschaft tidak bisa keluar masuk masyarakat itu menurut kemauannya saja. Seorang ayah, umpamanya, walau apapun yang terjadi, tetap ayah dari anak-anaknya. Ia tidak bisa membebaskan diri dari status ayah itu. Sifat pergaulan hidup Gemeinschaft ialah statis-pribadi-tak rasional. Dikatakan statis karena pergaulan hidup dalam masyarakat demikian tidak banyak mengalami perubahan. Interaksi yang terjadi dalam suatu rumah tangga setiap hari antara ayah, ibu, dan anak tidak mengalami dinamika. Sifatnya pribadi (personal). Jika terjadi perselisihan, dapat diselesaikan dengan segera. Tidak rasional maksudnya tidak ada tata cara yang mengatur pergaulannya.

Lain sekali dengan pergaulan hidup dalam Gesellschaft, yakni kehidupan dalam suatu organisasi yang sifatnya dinamis, tidak pribadi dan rasional. Dinamis artinya hubunganya dengan orang banyak bergantian. Tidak pribadi artinya tidak akrab sehingga jika terjadi benturan psikologis, tidak mudah menyelesaikannya. Rasional artinya ada aturan-aturan ketat yang mengikat. Dalam Gesellschaft orang bergaul berdasarkan perhitungan untung rugi. Seseorang baru memasuki pergaulan hidup Gesellschaft apabila diperkirakan ada keuntungan baginya. Ia juga bebas masuk dan keluar dari Gesellschaft sesuai dengan ada tidaknya pamrih padanya. Akan tetapi pergaulan hidup seperti yang dikemukakan Ferdinand Tonnies itu sebenarnya hanyalah tipe-tipe ideal. Pada kenyataannya tipe-tipe ekstrem 100% tidaklah mutlak ada, yang ada hanyalah tekanan atau titik berat pada salah satu dari jenis pergaulan hidup itu. Artinya: jika titik beratnya rasio, dinamakan Gesellschaft; jika titik beratnya perasaan, dinamakan Gemeinschaft. Dalam Gesellschaft tujuan pergaulan lebih banyak ditekankan pada keuntungan; dalam Gemeinschaft untuk mendapat hubungan kekeluargaan atau kekerabatan. Kalaupun dalam Gemeinschaft ada keuntungan yang dapat diperoleh, keuntungan itu datang dengan sendirinya; dalam Gesellschaft datang karena kewajiban yang dipaksakan dari luar. Dalam Gemeinschaft kewajiban datang bukan dari luar, melainkan dari dalam diri pribadi. Apa pun sifat pergaulan itu, apakah Gemeinschaft atau Gesellschaft, tujuan hubungan manusiawi adalah pemusatan hati masing-masing yang terlibat dalam kegiatan itu.
Eduard C. Lindeman dalam bukunya yang terkenal, The Democratic Way of Life, mengatakan bahwa “Hubungan manusiawi adalah komunikasi antar persona (interpersonal communication) untuk membuat orang lain mengerti dan menaruh simpati”. Orang akan menaruh simpati jika dirinya dihargai. Dalam hubungan ini William James, seorang ahli ilmu jiwa dari Harvard University, Amerika Serikat mengatakan bahwa “tiap manusia dalam hati kecilnya ingin dihormati dan dihargai”.

Dalam pada itu, Keith Davis mengatakan bahwa human dignity (harga diri) merupakan etika dan dasar moral bagi hubungan manusiawi. Hasil penyelidikan mengenai personal wants (keinginan pribadi) telah menunjukkan bahwa tiap manusia ingin diperlakukan sebagai human being (manusia) dengan respect (kehormatan) dan dignity (penghargaan). Agar seseorang merasa bahwa dirinya dihargai sebagai layaknya manusia dapat ditunjukkan dengan berbagai cara bergantung pada situasi, kondisi, dan tujuan dilakukannya human relations itu.
b. Hubungan Manusia Dalam Arti Sempit

Dalam arti sempit, human relation adalah komonikasi persuasive yang dilakukan oleh seseoramng kepada orang lain dlam situasi kerja ( work siti\uation) dan dalam organisasi kekaryaan (work organization) dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat bekerja sama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati.
Hubungan manusiawi dalam arti sempit adalah juga interaksi antara seseorang dengan orang lain. Akan tetapi interaksi di sini hanyalah dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan (work organization).

Dipandang dari sudut pemimpin yang bertanggung jawab untuk memimpin suatu kelompok, hubungan manusiawi adalah interaksi orang-orang yang menuju satu situasi kerja yang memotivasikan mereka untuk bekerja sama secara produktif dengan perasaan puas, baik ekonomis, psikologis, maupun sosial.” Demikian kata Keith Davis dalam bukunya, Human Relations at Work. Dikatakan oleh Keith Davis selanjutnya bahwa hubungan manusiawi adalah seni dan ilmu pengetahuan terapan (applied arts and science). Jelas bahwa ciri khas hubungan manusiawi adalah interaksi atau komunikasi antarpersona yang sifatnya manusiawi. Karena manusia yang berinteraksi itu terdiri atas jasmani dan rohani yang berakal dan berbudi yang selain merupakan makhluk pribadi juga makhluk sosial maka dalam melakukan hubungan manusiawi kita harus memperhitungkan diri manusia dengan segala kompleksitasnya itu.

Seperti telah disinggung di muka, dalam organisasi kekaryaan manusia merupakan strategic component karena mempunyai peranan yang sangat penting. Organisasi kekaryaan dewasa ini cenderung menganut filsafat yang people centered yakni bahwa dalam organisasi kekaryaan manusia bukan pelaksanaan atau alat produksi belaka melainkan merupakan faktor pendorong dalam mencapai tujuan. Hubungan manusiawi dalam organisasi kekaryaan inilah yang banyak dipelajari, diteliti dan dipraktekkan di negara-negara yang sudah maju sebab faktor manusia ini sangat berpengaruh pada usaha mencapai tujuan organisasi: dapat memperlancar, dapat juga menghambat. Dengan hubungan manusiawi, para pemimpin organisasi dapat memecahkan masalah yang timbul dalam situasi kerja karena faktor manusia, bahkan selanjutnya dapat menggairahkan dan menggerakkannya ke arah yang lebih produktif.

Sejak awal kehidupan, manusia diciptakan untuk hidup bersama. Setiap manusia mempunyai ayah dan ibu yang melahirkan, memelihara dan membesarkannya. Karena setiap manusia mempunyai ayah dan ibu maka dia pasti mempunyai kakek dan nenek, paman dan bibi serta saudara dan saudari. Hubungan kekeluargaan itu dapat diperluas ke lingkungan di luar kerabat keluarga, misal hubungan dengan lingkungan tetangga, sekolah dan organisasi sosial.

Jadi, human relation dalam arti luas merupakan komunikasi yang dilakukan di saja, baik di rumah, di jalan, di pasar dan dalam berbagai kesempatan, sedangkan dalam arti sempit, di maksudkan sebagai komunikasi yang dilakukan dalam situasi formal. Dengan demikian, dalam human relation, aspek komunikasi harmonis sangat di perlukan agar human relation yang berlangsung betul-betul memiliki dampak yang bersifat positif terdapat kelancaran kerja karyawan.

Dari berbagai pengertian dan pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa pada dasarnya human relation keseluruhan hubungan (interaksi) yang dilakukan yang bersifat rohaniah yang terjadi antara orang yang terlibat dalam organisasi dalam rangka penyelesaian tugas dan tanggung jawab dengan tetap memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan yang di miliki setiap individu, sehingga tujuan organisasi yang telah di tetapkan dapat terwujud. Yang terpenting dalam human relation adalah terdapatnya hubungan (interaksi) komunikatif persuasif dan kedua belapihak merasa hatinya puas, yang merupakan aspek manusiawi dari human relati

tags :
pengertian human relation
makalah human relation
human relation dalam organisasi
artikel human relation
contoh human relation
buku human relation
kumpulan makalah human relation
definisi human relation

0 comments:

Post a Comment