Dibanding dengan media cetak, radio
memiliki kelebihan yang tak bisa dicapai media cetak. Kelebihan tersebut di
antaranya lebih cepat penyajian berita/informasinya, secara langsung
menyampaikan berita/informasi, dan auditif yang sifatnya
memungkinkan pendengar radio mengembangkan imajinasinya sendiri. Ketika
program siaran sebuah radio dikemas dengan baik dan kreatif,
maka keunggulan radio ini akan sulitditandingi.
Ada dua kata kunci dalam terminologi
jurnalisme radio, yaitu jurnalistik dan radio. Menurut ensiklopedi
Indonesia, yang dimaksud dengan radio adalah penyampaian informasi dengan
memanfaatkan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frekuensi kurang dari
300 GHz.
Jurnalistik menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang menyangkut
kewartawanan dan persuratkabaran. Jurnalistik radio (radio journalism, broadcast journalism)
adalah proses produksi berita dan penyebarluasannya melalui media radio siaran. Jurnalistik radio adalah “bercerita” (storytelling), yakni menceritakan atau
menuturkan sebuah peristiwa atau masalah, dengan gaya percakapan (conversational).
Berbeda dengan media cetak yang
menyajikan tulisan, atau televisi yang menyajikan suara dan gambar, radio hanya
menggunakan suara. Dengan demikian, konsep bertutur atau menyuarakan segala
informasi menjadi dasar penyajian sebuah informasi di radio.
Ini yang menjadi dasar jurnalisme
radio. Dengan demikian, sejak penyusunan naskahnya, informasi untuk radio
berbeda untuk koran maupun majalah. Naskah informasi untuk radio disusun
menggunakan bahasa tutur bukan bahasa tulisan. Apabila ini dilanggar,
sebenarnya pendengaran pemirsa akan sangat sensitif merasakan bukan sedang
mendengar tuturan melainkan sedang mendengarkan bacaan.
Hal kedua yang menjadi dasar
penyajian dalam jurnalisme radio adalah bahwa media radio sebagai media sekilas
dengar memiliki prinsip yang sensitif. Sebuah informasi di radio akan didengar
dalam selintas dengar, sekilas, tidak bisa diulang. Dengan demikian, informasi yang akan disampaikan pun harus
dibuat sedemikian rupa dengan jelas, sederhana dan sekali ucap harus langsung
bisa dimengerti. Inilah satu hal yang berbeda antara radio dengan media
lainnya.
Begitu pula dalam penyajian
informasi berupa angka dan fakta, karena sifatnya selintas dengar itu pula,
sedapat mungkin fakta-fakta harus diringkas tanpa mengurangi kaidah-kaidah
informasi. Dan ketika akan menyajikan angka-angka, hindari menyampaikan angka
yang rumit seperti angka-angka desimal.
Karena harus ringkas dan cepat, mau tidak mau, informasi dalam bentuk
angka-angka yang akan disampaikan melalui media radio harus mengalami
pembulatan dengan memperhatikan kebiasaan yang berlaku di masyarakat sehingga
pembulatan angka tersebut menjadi tidak aneh ketika didengar.
Produk akhir dalam jurnalisme radio
yang telah dikenal di antaranya adalah :
- Berita pendek dengan durasi 15-20 detik. Setiap
radio biasanya punya istilah sendiri-sendiri. Reportase dari lapangan
tentang berbagai hal yang dilaporkan langsung oleh reporter, baik dalam
acara tersendiri secara utuh, maupun sebagai jeda, atau breaking news.
- Feature,
juga dikenal dalam jurnalisme radio. Suara atau opini masyarakat tentang
satu masalah tertentu, yang direkam oleh reporter kemudian disiarkan
melalui radio, juga merupakan produk jurnalisme radio yang menarik.
Jenis-Jenis Acara Siaran Radio
Jenis acara siaran radio sangat
variatif dan beragam. Hal ini merupakan strategi radio dalam memenuhi keinginan
dan kebutuhan khalayak. Sesuai fungsinya sebagai sarana hiburan, pendidikan dan
informasi, maka radio menggolongkan jenis-jenis acaranya sebagai berikut :
- Siaran Pemberitaan dan Penerangan (News and
Informations Programmes) :
- Warta berita (Straight News)
- Reportase (Current affairs)
- Penerangan Umum (General Informations)
- Pengumuman (Public Service)
- Siaran Pendidikan (Educational Programmes)
- Siaran kanak-kanak (Children’s hours)
- Siaran remaja (Youth Programme)
- Siaran sekolah (School Broadcasting)
- Siaran Pedesaan (Rural Broadcasting)
- Siaran Keluarga Berencana (Famili Planning
Programmes)
- Siaran agama (Religious programmes)
- Ruangan wanita (Women’s hours)
- Pengetahuan umum (Adult Education)
- Siaran Kebudayaan (Culture programmes)
- Kesusateraan (Literature)
- Kesenian daerah (Folklore)
- Apresiasi seni (Art appreciation)
- Siaran Hiburan (Entertainments)
- Musik daerah populer (Local music)
- Musik Indonesia Populer (National Music)
- Musik asing (Foreign music)
- Hiburan ringan (Light entertainment)
- Siaran Lain-lain (Miscellaneous) :
- Iklan (Commercial spot announcement)
- Pembukaan/penutup siaran (Opening/closing tune).
Penggolongan acara diatas sangat
sesuai dengan fungsi radio itu sendiri sebagai sarana hiburan, penerangan dan
pendidikan. Tetapi dalam penyajiannya perlu diperhatikan berbagai unsur yang
dapat menarik minat pendengar untuk mengikuti acara-acara tersebut. Diantaranya
adalah kata-kata (spoken words), musik (music), dan efek suara (sound
effects) (Effendy, 1991).
Karakteristik Jurnalistik Radio:
- Auditif : Artinya
untuk didengarkan, untuk telinga, untuk dibacakan atau disuarakan.
- Spoken Language : Artinya menggunakan
bahasa tutur atau kata-kata yang biasa diucapkan dalam obrolan sehari-hari
(spoken words). Kata-kata yang dipilih mesti sama dengan
kosakata pendengar biar langsung dimengerti.
- Sekilas : Artinya
tidak bisa diulang, maka harus jelas, sederhana, dan sekali ucap langsung
dimengerti.
- GlobalA : Artinya
tidak detail, tidak rumit. Angka-angka dibulatkan, fakta-fakta
diringkaskan.
Produk
Jurnalistik Radio :
- Copy : Berita pendek, durasi
15-20 detik. Biasanya berita penting, harus cepat diberitakan, disampaikan
di sela-sela siaran (breaking news) atau program reguler
insert berita (news insert) tiap menit 00 tiap jam misalnya. Berupa
Straight News.
- Voicer : Laporan Reporter.
Terdiri dari pengantar (cue) penyiar di studio dan laporan reporter di
tempat kejadian, termasuksound bite dan/atau live
interview.
- Paket : Panjangnya 2-8 menit.
Isinya paduan naskah berita, petikan wawancara (soundbite).
- Feature : Durasi 10-30 menit.
Paduan antara berita, wawancara, ulasan redaksi, musik pendukung, dan
rekaman suasana (wildtracking). Membahas tema tertentu yang mengandung
unsur human
interest. Bisa pula berupa dokumenter (documentary).
- Vox pop : Singkatan
dari vox populi (suara rakyat). Berisi rekaman suara opini masyarakat awam
tentang suatu masalah atau peristiwa.
Prinsip
Penulisan :
- ELF – Easy Listening Formula : Susunan kalimat yang jika diucapkan enak didengar
dan mudah dimengerti pada pendengaran pertama.
- KISS – Keep It Simple and Short : Hemat kata, tidak
mengumbar kata. Menggunakan kalimat-kalimat pendek dan tidak rumit.
Gunakan sesedikit mungkin kata sifat dan anak kalimat (adjectives).
- WTYT – Write The Way You Talk : Tuliskan sebagaimana
diucapkan. Menulis
untuk “disuarakan”, bukan untuk dibaca.
- Satu Kalimat Satu Nafas
: Upayakan tidak ada anak kalimat. Sedapat mungkin tiap kalimat bisa
disampaikan dalam satu nafas.
Tehnis Penulisan :
- Spoken Words : Pilih kata-kata yang
biasa diucapkan sehari-hari (spoken words), e.g. jam empat sore
(16.00 WIB), 15-ribu rupiah (Rp 15.000), dll.
- Sign-Posting
: Sebutkan jabatan, gelar, atau keterangan sebelum nama orang.
Atribusi/predikat selalu mendahului nama, e.g. Ketua DPR –Agung Laksono—
mengatakan…
- Stay away from quotes
: Jangan gunakan kutipan langsung. Ubah kalimat langsung menjadi
kalimat tidak langsung, e.g. Ia mengatakan siap memimpin demo (“Saya siap
memimpin demo,” katanya).
- Avoid abbreviation
: Hindari singkatan atau akronim, tanpa menjelaskan kepanjangannya
lebih dulu, e.g. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri –BEM
UIN—Bandung menggelar… (Ketua BEM UIN Bandung –Fulan—mengatakan…).
- Subtle repetition
: Ulangi
secara halus fakta-fakta penting seperti pelaku atau nama untuk
memudahkan pendengar memahami dan mengikuti alur cerita, e.g. Presiden
Soesilo Bambang Yudhoyono mengatakan… Menurut Presiden…. Kepala Negara
juga menegaskan….
- Present Tense
: Gunakan perspektif hari ini. Untuk unsur waktu gunakan kata-kata
“kemarin”, “hari ini”, “besok”, “lusa”, bukan nama-nama hari (Senin s.d.
Minggu). Mahasiswa UIN Bandung melakukan aksi demo hari ini… Besok mereka
akan melanjutkan aksi protesnya…
- Angka. Satu angka (1-9)
ditulis pengucapannya. Angka 1 ditulis “satu” dst. Lebih dari satu
angka, ditulis angkanya. Angka 25 atau 345 jangan ditulis: duapuluh lima,
tigaratus empatpuluh lima. Angka ratusan, ribuan, jutaan, dan milyaran,
sebaiknya jangan gunakan nol, tapi ditulis: lima ratus, depalan ribu,
15-juta, 145-milyar.
- Mata uang : Ditulis
pengucapannya di belakang angka, e.g. 600-ribu rupiah (Rp 600.000),
500-ribu dolar Amerika Serikat (US$ 50.000)
Tanda Baca Khusus :
- Dash : Tanda garis
pisah (–) untuk sebelum nama atau kata penting atau butuh penekanan.
- Punctuation : Tanda
Sengkang, yaitu tanda-tanda pemenggalan (-) untuk memudahkan pengucapan
singkatan kata yang dieja. M-U-I, B-A-P, W-H-O, P-U-I, dsb
- Garis Miring : Jika
perlu, gunakan garis miring satu (/) sebagai pengganti koma atau sebagai
tanda jeda untuk ambil nafas, garis miring dua (//) untuk ganti titik, dan
garis miring tiga (///) untuk akhir naskah. Contoh: Menjelang Pemilu 2009/
sedikitnya sudah 54 partai politik/ mendaftarkan diri ke Departemen Hukum
dan HAM// Mereka akan diverifikasi untuk ikut Pemilu. Menurut pengamat
politik –Arby Sanit/ banyaknya parpol itu menunjukkan animo elite untuk
berkuasa masih tinggi///
News Program :
- Buletin (Paket berita)
: Berisi
rangkaian berita-berita terkini (copy, straight news) –bidang ekonomi,
politik, sosial, olahraga, dan sebagainya; lokal, regional, nasional,
ataupun internasional. Durasi 30 menit atau lebih.Durasi bisa lebih lama
jika diselingi lagu dan “basa-basi” siaran seperti biasa.
- News Insert ; Insert berita.Berisi
info aktual berupa Straight
News atau Voicer. Durasi 2-5 menit bergantung panjang-pendek
dan banyak-tidaknya berita yang disajikan. Biasanya disajikan setiap jam
tertentu. Bisa berupa breaking news, disampaikan penyiar secara khusus di
sela-sela siaran non-berita.
- Majalah Udara
: Berisi straight news, wawancara, dialog interaktif, feature pendek,
dokumenter, dan sebagainya.
- Talkshow : Dialog interaktif atau
wawancara langsung (live interview) di studio dengan
narasumber, atau melalui telepon
Elemen News :
- News Gathering
: Pengumpulan bahan berita atau peliputan. Teknik reportase:
wawancara, studi literatur, pengamatan langsung.
- News Production
: Penyusunan naskah, penentuan “kutipan wawancara” (sound bite),
backsound, efek suara, dll.
- News Presentation –
penyajian berita.
- News Order – urutan
berita